Kamis, 18 Februari 2010

Belajar Memasak

Well, semua anak kecil suka memainkan peran layaknya orang dewasa. Beginilah percakapan Fidel dan Bunda, atau kalau aku bekerja, menjadi percakapan Fidel dan Mbaknya

Fidel : Bunda/Mbak, mau makan apa?
Bunda/Mbak: mau makan sosis
Fidel: digoleng atau dipanggang? (ceile pake nawarin, karena dapurnya ada kompor dan panggangan ^_^)
Bunda/Mbak: di panggang ya.
Fidel: digoleng aja deh..(inilah upside-down psychology, alias psikologi terbalik. Kalau kita mau anak kita melakukan A, sebaiknya kita anjurkan dia untuk JANGAN melakukan A. Kalau aku ingin Fidel minum susu yang banyak, maka akan kuminta dia JANGAN minum susu yang banyak. You gotta say the magic word...ha..ha..LOL)
Bunda/Mbak: ooo.ya...yang enak ya..
Fidel: iya! bental ya aku masak dulu...


Aktivitas Real: Mengenal Warna

Selama ini Fidel sudah cukup akrab bermain tuxpaint, yaitu game komputer yang kegiatan nya mencampur warna secara virtual. Dia sudah mengenal warna-warna dengan baik, bahkan dia sudah bisa membedakan dengan baik warna muda dan warna tua. Dia bisa memilih biru tua dan biru muda dengan akurat.

Weekend kemarin, dia ingin bermain lagi menuang air, kegiatan sederhana yang kuadaptasi dari metode/kurikulum montessori. Kali ini, materi permainan lebih berat, karena sensasi untuknya jauh lebih baik dibandingkan dengan bermain warna di komputer. (Note: pakailah pewarna untuk makanan yang banyak dijual bebas di supermarket)




Rabu, 17 Februari 2010

Permainan murah meriah, fun dan mendidik

Waktu Fidel umur 1 tahun, ada satu buku bagus yg saya beli (nanti saya cari dulu untuk share judulnya ya) mengenai permainan apa yang murah meriah untuk anak balita. Salah satunya adalah bermain di ruang keluarga dengan bermodalkan bantal, boneka buaya (kalau ada) dan *of course...twinktwink* imajinasi dan kreativitas yang tinggi.

Permainan cukup gampang, susun bantal-bantal besar, lalu gunakan imajinasi untuk bercerita pada anak mengenai situasi bahwa kita berada di atas batu di dekat sungai dan kita tidak boleh menginjak di luar bantal karena takut digigit buaya. Fidel menyukai ide permainan ini sedari awal, tapi aku tidak pernah menyangka saat ini umurnya hampir 4 tahun, dan dia sering memainkan permainan ini sendiri dan tetap merasa senang. Dia akan melompat dari satu bantal ke bantal yang lain, berteriak-teriak mengkhayalkan ada buaya, dan dia mengatur jarak antar bantal sejauh mungkin yang dia bisa. Wajahnya penuh perhitungan, waspada dan dia melompat sejauh mungkin. Kadang aku diajak ikut serta, tapi sekarang2 ini Fidel prefer aku jadi penonton saja.


Selasa, 09 Februari 2010

Lanjutan - Metode Waldorf sesi outdoor play periods

Menyusul kegagalan dari sesi outdoor play periods yang lalu, akhirnya aku berkesempatan untuk mendampingi Fidel, - senangnya ^_^, kemarin sore.

Biasanya senin sore jam pulang kantor macet, akan tetapi kali ini rupanya cuaca baik, Tuhan Murah Hati, sehinga jam 17.45 aku sudah sampai di rumah. Sehingga aku memutuskan untuk melakukan sesi outdoor play period sore kemarin.

Fidel excited sekali karena aku bilang kita mau jalan-jalan lihat sungai. (untungnya tinggal di kalimalang, kl mau lihat sungai yg airnya masih kecoklat-coklatan ga susah).

Our Quest began by taking the bumpy road, menyusuri gang sempit. Perjalanan dimulai dengan membahas pohon pisang, pohon jambu..aku deg-degan juga takut Fidel menanyakan jenis daun pohon yang aku tidak tahu jenisnya.

Di ujung gang, ada kelinci dan burung-burung peliharaan orang, (baca=tetangga). Ternyata pengalaman ber-outdoor ini bagus juga buat Fidel. Dia tidak familier dengan kelinci dan burung-burung, apalagi binatang-binatang tersebut ada di neighborhood nya dia.

Sampai di jembatan kalimalang, project kami adalah analisa sederhana continuity/kesinambungan. Kami memetik daun-daunan di pinggir jembatan, lalu membuangnya di sisi kanan, kemudian buru-buru melihatnya terhanyut arus sampai di sisi kiri. Dilakukan berulang-ulang, sampai Fidel menangkap pelajaran baru mengenai continuity.

No photos provide here, berhubung tanganku sibuk memegangi Fidel yang begitu bersemangat melongok ke arah sungai.

Sabtu, 06 Februari 2010

Unit Studies-Unschooling

Knowledge is power, thus it is a two-sided blade.

Membaca artikel dari websitenya keluarga sumardiono mengenai unschooling, I must admit that deep, - way deep inside, I feel it IS true.

Mana mungkin seseorang anak manusia dengan kapasitas intelenjensia tinggi pun dapat menguasai semua elemen pengajaran di dunia ini? Sebagai orang tua, sebenarnya tugas mulia kami, salah satunya adalah mempelajari potensi dan bakat anak kami, dan mengarahkannya untuk meraih segala mimpi-mimpi yang seringkali dianggap menjadi nasib atau jalan hidup.

Orang tua yang mau mencoba mengerti dan percaya pada diri anaknya adalah yang paling dibutuhkan si anak.

Pada usia dini, Fidel mulai menunjukkan ketertarikan pada metode unit studies yang kukenalkan. Caranya? Here's an example.

Sebagaimana layaknya anak kecil, Fidel menunjukkan ketertarikan yang tinggi pada Fire Truck. Ini kami lihat sebagai kesempatan untuk mencoba satu subjek bahasan untuk dipelajarinya. Caranya gampang sekali, aku mengumpulkan segala jenis gambar fire truck dari dunia maya, lalu kukumpulkan di satu folder untuk diflash ke Fidel. Dari situ kami membahas (dan aku menjawab) semua concern atas hasil pengamatan Fidel.

"truk pemadamnya besar ya Bunda?"

"oh yg ini truk pemadam kartun"

"Kenapa sih ada tangganya?" "buat nolong orang, Fidel" "truk pemadam itu buat nolongin orang jg ya Bunda, orang yg ga bisa turun ya?"

Lalu, setelah melihat beberapa kali putaran, dia komen "aku mau liat truk pemadam yg gerak, Bunda"

yo wes, lari ke  youtube. Dan, sekali lagi, global village menunjukkan sisi baiknya. Ada begitu banyak online resources yang mendukung metode unit studies kali ini. Tersedia banyak video yg menunjukkan proses berangkatnya fire truck sampai ke TKP, sampai air disemprot dan api padam.

What Fidel gain from this session of lesson?

  1. Fidel belajar variasi bentuk dari Fire Truck
  2. Fidel mengetahui bahwa petugas pemadam tugasnya adalah untuk membantu orang
  3. Fidel belajar empati terhadap orang-orang korban kebakaran
  4. Fidel mengetahui konsep air "melawan" api dan juga sifat-sifat api dan air yang bertolakbelakang
  5. Fidel belajar bersama Ibunya dan Ayahnya, dimana ini ditegaskan oleh Fidel sebagai sesuatu yang amat sangat dia sukai.
God is good.

Jumat, 05 Februari 2010

Finger Printing

Menjadi kebiasaan baru Fidel setiap aku pulang kerja, bertanya "Bunda bawa apa?" sambil naik ke pelukanku, sore itu dia menambahkan pertanyaan "bawa makanan apa?"

Padahal aku tidak pernah berjanji padanya untuk pulang bawa oleh-oleh. Tapi, rupanya karena pada beberapa kesempatan aku pulang membawa pulang makanan atau buku atau sesuatu untuknya, dia menyimpulkan sendiri.

Sore itu aku membawa finger printing ink yang baru kubeli. Dia excited sekali ^_^ berikut gambarnya sedang eksplorasi.


Waldorf Methods: Outdoor play period

Terus terang, mencoba pendidikan rumah untuk anak sambil bekerja kantoran susahnya bukan main, terutama karena saya terikat jam kerja pergi pagi pulang sore. Puji Tuhan masih bisa pulang sore, selesai jam kantor langsung pulang, walaupun itu juga masih dirasa kurang oleh anak.

Untuk mencoba metode Waldorf, bagian early childhool education pada section outdoor play period, aku mencoba memutar otak bagaimana caranya Fidel bisa experiencing nature, terutama sekali karena untuk mengalaminya hal itu perlu dilakukan pada jam kerja.

Akhirnya, aku mengadakan games untuk Fidel, berhubung dia suka sekali memotret, yesterday I told him, bahwa selagi Bunda bekerja, tolong Fidel dan Mbak foto-fotoin daun-daun yang ada di halaman. Ku bilang padanya daun bentuknya beda-beda, ada yang panjang, pendek, bulat, pipih. Lalu kufoto daun-daun pohon mangga didepan rumah yang tinggi diatas, seperti gambar berikut
 

Pulang kantor, aku belum sempat mengecek memory card kamera, baru the next day in the morn aku coba cek, ternyata hasilnya adalah sebagian foto narsis dimana dia memotret dirinya sendiri sedang beraktivitas, dan sebagian lainnya adalah foto kegiatan Fidel sehari-hari, contohnya adalah menonton salah satu film kartunfavoritnya. Mmmm, so much for outdoor play period.. Bunda harus mencari new strategic for this method.





Kamis, 04 Februari 2010

Kurikulum Fidel Tahun 2010

Mencoba adopsi metode unit studies dari unschooling. Walaupun tidak 100 persen, berikut adalah kurikulum yang kurencanakan untuk Fidel sepanjang tahun 2010 ini.

  1. Mengunjungi museum (pr: list jumlah museum di Jakarta yg cocok untuk usia preschool)
  2. Perpustakaan (pr: list jumlah perpus yang avail di Jakarta)
  3. Berkebun (pr: list kegiatan berkebun untuk anak)
  4. Project membuat pohon keluarga
  5. Project membuat life cycle of a...(animal)
  6. Berenang
  7. Bermain dengan air: mempelajari sifat air
  8. Belajar vocab bahasa inggris
  9. Mempelajari anatomi burung setelah melakukan kunjungan ke taman burung
  10. Mempelajari anatomi hiu, dolphin, whale, setelah mengunjungi seaworld
  11. Mempalajari darimana datangnya nasi
  12. Project kerja sukarela (pr: cari tau jenis kerja sukarela yang memungkinkan dilaksanakan di Jakarta, ref www.johntaylorgatto.com
  13. Project membuat food pyramid
  14. Project membuat roti
  15. Project belajar mengisi huruf yang hilang, diawali dengan menempelkan alphabet besar-besar di karton
  16. Project mengenal tanggal-bulan-tahun
  17. Project harian: mengenal cuaca
  18. Project membelah buah untuk tahu isinya: pepaya,mangga,jambu,pisang,belimbing
  19. Belajar mengenal waktu: AM/PM
  20. Belajar menulis dengan metode sandpaper di mix dengan menulis dengan cat air
  21. Project mencocokkan warna
  22. Project mencari tahu dari mana datangnya susu
  23. Project menanam taoge
  24. Project menanam labu

Rabu, 03 Februari 2010

Percaya yang terbaik pada diri setiap anak

Buat kami tidak gampang melakukan assessment terhadap potensi bakat Fidel, walaupun ternyata pada beberapa kesempatan Fidel membuktikan bahwa yang perlu dilakukan kami sebagai orangtua adalah sebatas memberi kesempatan, menunjukkan dukungan dan menerima apa adanya, dan kemudian percaya yang terbaik pada diri setiap anak. Maka dengan berkat Tuhan, segala daya dan upaya yang kita lakukan, mendapat jalan terbaik.

Aku dan Wangsit sudah mendiskusikan kemungkinan-kemungkinan yang kami yakin mengarah pada fakta bahwa Fidel tidak menyukai sekolah musik dan mungkin akan lebih bebas saat dia belajar di rumah. Walaupun begitu, setiap pergi les kami jalani tanpa beban, dan dengan dukungan 100 persen dan penerimaan apa adanya si anak sebanyak 200 persen.

Kami berusaha enjoy walaupun Fidel menunjukkan sikap bosan atau ngantuk, terlebih-lebih saat sesi maju menyanyi ke depan. Fidel tidak pernah mau maju menyanyi sendirian, selalu minta ditemani. Moment itulah yang juga menjadi acuan saya menilai kegagalan Fidel mengikuti sekolah musik. Tapi, siapa sangka, merasa diterima apa adanya, Fidel menunjukkan yang terbaik dari dirinya.

"Bunda, aku maju sendiri aja ya, Bunda ga usah ikut.."

itulah kata-katanya dengan gagah berani dan maju menyanyi di depan.

 


Selesai maju menyanyi twinkle little stars dengan keras, dia kembali ke tempat duduk dan mengucap "Bunda, aku hebat ya berani maju ke depan sendiri?"
Aku mengiyakan, lalu kutanya gini, "jadi, Fidel berani kl di sekolah nanti maju sendirian seperti ini?

Dijawab gini, "nanti dulu, kl di sekolahan Fidel tetep sama Mbak..krn Fidel belum belajar, nanti aku musti belajar dulu biar berani kayak sekarang" 

Well, whadya' know? We gave Fidel the time as much as he needed, we trust him because we hope he'd developed things that built him as a self, not jus a confidence or elses good but the one who has faith in himself, who believes in himself.





Selasa, 02 Februari 2010

Pantai - home for every child or child at heart

Aku dan Wangsit menyukai both pantai dan gunung. Keadaan selama ini kurang mendukung bagi kami untuk membawa Fidel menjelajah pantai. Waktu dia kecil beberapa kali kami sempat membawanya ke pantai, dan menjelang usianya 4 tahun kembali kami mengajaknya ke pantai. But, this time is different.
Banyak hal yang didapat dari kunjungan ke pantai ancol kali ini. Pertama kali Fidel mempelajari sensasi air berpasir. Ia bergairah sekali mencari tahu bagaimana menikmati pasir, duduk menghadang ombak, dan terakhir, dia menguji keberaniannya dengan sejauh mana ia berani melangkah menjauhi pantai..lucu sekali bagaimana ia pertama kali menjerit saat melangkah semakin dalam dan melihat bahwa kakinya tidak kelihatan didalam air.

Butuh kira-kira 10 menit baginya mempelajari situasi ini sebelum dia berani berlari-lari bolak balik sendirian menjauhi pantai. Dan butuh kira-kira 20 menit baginya sebelum dia punya ide "mengosongkan" pasir dengan mengambil pasir penuh-penuh di tangannya dan berlari membuangnya "ketengah" laut.