Jumat, 10 Desember 2010

Perjalanan ke Holy Land bersama anak

Pada awal Oktober 2010 lalu kami berkesempatan mengunjungi tanah terjanjiNya di Israel.

Berikut kami akan berbagi cerita pengalaman mengajak anak kami, Fidel saat umurnya 4 tahun mengunjungi Tanah Suci Yerusalem.

Perjalanan dari Jakarta-Dubai

Pesawat berangkat dari Jakarta dinihari pukul 01.00 WIB, perjalanan menuju Dubai makan waktu kira-kira delapan jam. Cukup melelahkan untuk anak umur 4 tahun, tetapi puji Tuhan ternyata diberi jalan, Fidel tidak rewel.

Emirates Airlines, Jakarta-Dubai





Fidel menikmati nonton film-film Disney sebelum akhirnya tertidur. Kami dapat row urutan ke empatpuluhsekian dibagian belakang, cukup dekat kalau-kalau perlu ke toilet.

Sampai Dubai international airport pagi hari, jam 5.30 WIB atau jam 8.30 waktu setempat. Tour leader memberitahu gate keberangkatan kami berikutnya yang menuju Amman, Yordania, dan kami punya waktu kira-kira 30 menit untuk berkeliling.  Jeda waktu kami gunakan untuk ke toilet. Setelah itu kami memutuskan untuk check-in dan duduk menunggu. Dubai Airport terdiri dari ratusan gate, dan berhubung perjalanan masih panjang kami belum mau eksplorasi, jadi kami cukup duduk-duduk menunggu

@Dubai International Airport



 Fidel terkagum-kagum dengan megahnya bandara ini.

Catatan untuk orangtua yang membawa anak khususnya balita:

Siapkan beberapa kotak susu cair di dalam tas dan dibawa masuk cabin untuk diminum di pesawat, karena rasa makanan dan minuman yang disediakan cabin crew kemungkinan tidak cocok dengan lidah anak kita. Pengalaman kami dalam beberapa perjalanan, susu cair yang sealed didalam kotak diperbolehkan masuk cabin.

Selalu bawa plastik-plastik bening untuk membungkus atau menampung sesuatu, dan simpanlah ditempat yang gampang diambil. Pengalaman kami, plastik tersebut menampung banyak macam benda. Mulai dari kue, muntahan bahkan air (maaf) pipis. Dalam perjalanan pulang dari Amman ke Dubai, saat pesawat sudah mendarat, Fidel ingin pipis. Tentu saja tidak diperbolehkan lagi untuk ke toilet, maka jalan satu-satunya menampung cairan tersebut dalam kantong plastik.

Apabila memungkinkan, bawalah stroller model lipat sederhana yang ringan, dan mintalah pada cabin crew agar bisa disimpan di cabin. Pengalaman kami, membawa stroller dengan berat 3kg, boleh ditaruh di cabin, dan langsung bisa dipakai saat keluar dari pesawat. Tidak semua airport menyediakan stroller langsung didekat pintu keluar pesawat, atau kadang juga kehabisan. Sementara, apabila selesai menempuh perjalanan jauh, saat keluar dari pesawat dan anak harus digendong karena capek atau tertidur, stroller will save our back-pain.


(to be continued..)









Selasa, 07 Desember 2010

Beli Komputer Baru

Demi mendukung proses homeschool Fidel, kami mengusahakan membeli satu komputer lagi. Kali ini notebook tidak kami pilih. Yang kami cari PC berlayar besar yang hemat energi. Pilihan jatuh pada brand hp yang user-friendly, monitor lcd yang sudah built-in. Sayangnya bukan touch-screen, dan vga card nya masih shared sehingga tidak compatibel untuk aplikasi second-life (kalau beli yg high-end harganya lipat duanya). Plusnya adalah masih dapat aplikasi windows starter untuk word dan excel 2010 dan antivirus.