Senin, 16 Mei 2011

One Size Fits All Concept VS Future Education

Semenjak kami mulai bersedia share pilihan kami kepada lingkungan sekitar kami, mengenai pilihan menjalani homeschool bersama Fidel, kami mulai banyak menerima pertanyaan sehubungan hal tersebut.

Pertanyaan klasik seputar masalah sosialisasi, atau perkembangan bersifat akademik. Ketakutan akan kurangnya interaksi sosial yang mungkin terjadi pada Fidel, atau yang nyata-nyata diragukan adalah apakah Fidel akan memahami hal-hal yang harus dipahami pada tingkatan usianya.

Dalam banyak interaksi, kami berusaha untuk tidak agresif atau menghindari tindakan ofensif ataupun defensif. Kami cukup mengatakan hal-hal simpel dan singkat, bahwa saat ini dia bergabung dengan komunitas homeschool yang ada di Jakarta dan bahagia dengan lingkungan sosialnya. Kami juga menyatakan rencana kami menerapkan kurikulum cambridge dan diknas sehingga nantinya Fidel akan memiliki ijazah dari kedua lembaga/institusi tersebut.

Tapi, bersama tulisan ini, ijinkan kami untuk share what is a head of it (or maybe a few heads of it ^_^)

Pertama, dengarlah cuplikan video komunikasi antara Bill Gates dan Salman Khan di link ini http://www.khanacademy.org/

Setelah menonton video yang tersedia di link tersebut, saya terpaksa berkata, it is a pity of you if what you have got is only a traditional classroom experiences. ^_^ no offense please

Sebagai orangtua 'muda' kita sering mendengar atau membahas, betapa jaman yang kita alami jauh berbeda dengan orangtua kita yang gagap teknologi. Opa oma nya Fidel tidak akrab dan familiar dengan program komputer. Pada jaman mereka yang dipakai sebagai alat prosesor kata adalah mesin tik. Kita produk era digital merasa aneh dengan cara komunikasi yang porsi besarnya menggunakan surat atau postcard. :P

Marilah kita renungkan, apa yang terjadi didalam kelas tradisional. Kegiatan belajar anak-anak sebagian besar masih menggunakan buku tulis, menggunakan kertas, menggunakan standar pendidikan yang dikonsep dan dibakukan kira-kira 5-10 tahun yang lalu.

Dan, yang juga terjadi adalah, standar tersebut cenderung mengabaikan kondisi kemampuan tiap-tiap anak.

Seorang Ibu dari katakanlah dua anak, mampu berkomentar kira-kira begini, "wah kalau si adek sih lebih lancar bicara dari kakaknya. Kelihatannya minat kakaknya lebih ke hitung-hitungan, tapi kalau mengarang indah mah si adek jagonya" #dang!

Ibu itu mengatakan hal tersebut, sembari mengharapkan kedua anaknya mendapatkan nilai sempurna untuk kedua mata pelajaran bahasa indonesia maupun matematika, walaupun secara sadar dia melabeli anaknya dengan kemampuan menonjol yang masing-masing berbeda.

Ibu guru di kelas tradisional mungkin saja terpaksa menerapkan satu formula ajar terhadap, katakanlah, 10-20 anak di kelasnya. Tanya mengapa? Kemungkinan sebagai berikut: Pertama, kurikulumnya begitu. Kedua, tuntutannya seperti itu untuk menyesuaikan dengan ujian. One size fits all. Tidak ada tempat untuk si kakak yang mungkin saja tertarik mengeksplorasi lebih banyak mengenai logika matematika, atau sebaliknya, tidak ada waktu untuk si adek yang mungkin saja ingin membuat karya tulis lebih terperinci.

Kami memimpikan model ajar yang lebih manusiawi, bahwa tumbuh kembang setiap anak berbeda, diatas kenyataan bahwa konten pendidikan berkembang jauh melebihi kurikulum yang disusun lima sampai sepuluh tahun yang lalu.

Why Salman Khan? Why Khan Academy?

Teknologi memberi kami kesempatan untuk tahu lebih banyak mengapa Bill Gates menyebut Khan Academy sebagai revolusi. Indeed it, too, revolutionized our set of mind as a person, as a parent and also as a student.

Salman Khan melalui Khan Academy telah merintis jalan menuju proses belajar mengajar yang lebih manusiawi, melibatkan feedback dengan tujuan menyempurnakan atau meng-update konten/materi pengajaran, dan yang mengejutkan, hal tersebut dilakukan dengan fokus pada anak/manusia sebagai subyek dengan peran yang tidak monoton, menyesuaikan dengan kapasitas dan kompetensinya.

Khan Academy menyediakan secara gratis berbagai macam video tutorial meliputi matematika, fisika, sejarah, dengan jumlah yang terus menerus dikembangkan, dengan dilengkapi fitur komentar. Komentar bisa berupa pujian ataupun koreksi/sanggahan terhadap materi, memungkinkan Khan Academy untuk mengeditnya. Selain fasilitas menonton video, website tersebut juga menyediakan fasilitas berlatih, melatih dan kontribusi yang belum kami eksplor lebih lanjut.

Langkah nyata yang kami ambil sehubungan dengan ini adalah melibatkan diri terhadap proses belajar bahasa inggris Fidel, to our hope that he can catch up the speed of Khan's english. ^_^

Akhir kata, mengutip kalimat yang diucapkan Bill Gates saat memperkenalkan Khan Academy di acara TED.com, "Well, amazing, I think you just got a glimpse of a future education"