Kamis, 11 Maret 2010

Sharing: Komitmen untuk HE

Saya termasuk orang yang berpikiran begini,:  apa pentingnya sosialisasi pada anak sejak dini ? Kalau yang didapat adalah peer pressure terlalu dini pada anak yang kemudian menyebabkan anak mengadopsi segala bad behaviour dari teman sebayanya.

Too early peer pressure, menurut saya bisa menyebabkan Fidel tidak bisa menjadikan dirinya oleh dirinya sendiri. Ia akan terlalu sibuk berusaha agar 'diterima' oleh komunitas, sehingga ia bahkan tidak akan sadar apakah yang dia serap adalah bad behaviour, karena yang penting adalah dia ingin diajak ikut serta, in da' gank.

Ngapain jg kita buru-buru nyekolahin anak kita ke Playgroup atau TK, no matter how presticious itu sekolah, kalau ternyata tidak membantu speed-up perkembangan anak kita, tapi justru malah bisa "menjerumuskan" anak kita sendiri? Well, ini adalah sebuah opini pribadi yang tidak untuk disebarluaskan pada umum.

But, however, bukan berarti skipping preschool (dan mungkin juga kindergarten) akan membuat Fidel ketinggalan "pelajaran". Ini masalah komitmen orangtuanya. Contoh: pulang kantor, saya bisa memilih untuk nongkrong sama temen-temen kantor atau ex temen kuliah untuk nomat, nge gym, arisan, nongkrong atau apa deh pilih..atau pilih pulang ke rumah buru-buru untuk belajar bersama Fidel). Begitu jg dengan weekend, kita bisa pilih mau jalan-jalan ke mal untuk memuaskan hasrat kita sendiri berjalan-jalan dan window shopping (atau shopping beneran) atau komitmen belajar bersama anak di rumah atau diluar rumah. Pada usia Fidel yang baru mau 4 tahun, Ibu bekerja pun masih bisa lo melakukan home education pada anak, karena sesuai guideline dari Depdiknas Paket A setara SD jumlah jam pendidikan minimum adalah 3,3 jam/hari, atau kalau di buat dalam satuan SKS adalah 30 SKS/semester dengan definisi 1 SKS adalah 35 menit. Itu untuk Paket A yaitu anak SD lo, berarti kalau untuk anak preschool jam belajar minimum per harinya bisa kurang dari itu. Cukuplah sejam sehari, asalkan komitmen orangtuanya dijaga.

Saya akui memang sulit memulai suatu proses home schooling atau home education, karena metode pendidikan dan bahan ajar yang diterapkan sepenuhnya diserahkan pada kita, orangtuanya. Kadar percaya diri orangtua ditantang, dan lebih penting lagi tentunya kadar komitmen.






Tidak ada komentar: